posmetroinfo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah tembus di level Rp 14.500. Menko Perekonomian Darmin Nasution menilai pelemahan itu belum membahayakan ekonomi. Darmin berusaha tenang nih.
Menurut Darmin, fluktuasi rupiah masih di kisaran Rp 50-Rp 100, hal tersebut belum bisa dikatakan membahayakan. Kendati begitu, pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus menyiapkan berbagai kebijakan agar nilai tukar rupiah tidak melemah terlalu dalam terhadap dolar AS.
"Jangan menganggap kurs itu sudah bahaya kalau masih perubahannya Rp 50 hingga Rp 100 rupiah. Nggak ada bahayanya di situ. Tidak baik jika rupiah tembus level Rp 20.000, tapi masyarakat kita banyak sekali yang sebetulnya tidak melek urusan ini," kata Darmin di Jakarta, akhir pekan lalu.
Karenanya, ia memastikan bahwa pemerintah bersama Bank Indonesia dan OJK akan berusaha menjaga agar pelemahan rupiah jangan terlalu jauh. "Kita akan usahakan pelemahannya jangan terlalu jauh. Dan kebijakan-kebijakan yang kita ambil termasuk dengan BIdan OJK tidak akan membiarkan pelemahan itu terlalu jauh," tegas Darmin.
Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur BItelah menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) 7-Day Reverse Repo Rate (BI7-Day RRRate) menjadi 5,25 persen pada awal Juli lalu untuk merespon kenaikan suku bunga The Fed.
Sudah Diantisipasi
Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Johnny Darmawan menyambut, baik upaya yang telah dilakukan pemerintah sehingga mampu menekan penguatan dolar.
"Pemerintah sudah melakukan tindakan-tindakan yang mampu menjaga rupiah agar tidak melemah semakin dalam. Kalau tidak ada antisipasi dari pemerintah, bisa saja dolar tembus Rp 15 ribu. Saat ini kan hal itu tidak terjadi," kata Johnny sekaligus meluruskan berita Pengusaha Bicara Dolar Rp 14.500 di Rakyat Merdeka, edisi Sabtu (21/7).
Ia melanjutkan, berbagai intervensi yang dilakukan pemeritah juga membuat kenaikan dolar juga masih bisa dikontrol. Ini menunjukan pemerintah saat ini sudah berupaya maksimal agar stabilitas rupiah terjaga.
"Memang faktor dari luar masih sangat besar pengaruhnya bagi pelemahan rupiah, seperti perang dagang, kebijakan Amerika juga. Tapi hal ini sudah di antisipasi pemerintah juga," lanjut Johnny.
Saat ini dunia usaha membutuhkan kepastian kurs agar tidak mengalami kerepotan terkait belanja modal yang umumnya menggunakan dolar AS. "Kita siap kalau dolar diangka Rp 14.500 yang terpenting ada kepastian dan terus ada upaya-upaya dari pemerintah untuk menguatkan rupiah melalui intervensi dan kebijakan yang diterbitkan," tegasnya Johnny yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Indutri tersebut. [rmol]
Loading...